KURANGNYA KEEFISIENAN DAN PRODUKTIFITAS DALAM MENJALANKAN TUGAS YANG DI AMANAHKAN ORGANISASI
KURANGNYA KEEFISIENAN DAN PRODUKTIFITAS DALAM MENJALANKAN TUGAS YANG DI AMANAHKAN ORGANISASI
PENGANTAR SINGKAT
Sebelum lebih lanjut dalam hal ini penulis perlu menyampaikan terlebih dahulu bahwa tulisan ini selebihnya berangkat dari pengalaman penulis sendiri. Dalam menggeluti berbagai macam posisi dalam ranah organisasi sosial seperti halnya di paguyuban/korwil, ikatan atau bahkan himpunan pada tugas yang diemban dalam hal ini semisal ketua panitia dalam suatu kegiatan, ketua koordinator, ketua devisi, bahkan tahapan yang atas yaitu ketua dalam sebuah organisasi sosial. Kemudian dalam realisasinya sangat tidak produktif, atau bahkan tidak memuaskan hal inilah yang dialami oleh penulis sendiri. Kemudian ini bukan hanya sebuah tulisan tapi realita yang dialami penulis di kota studi Kendari provinsi Sulawesi Tenggara dalam menjalankan setiap kegiatan yang dijalankan dalam organisasi yang dimaksud. Dinamika perihal organisasi bukan hal yang baru sebenarnya, karena beberapa cara ataupun konsep dasar pemahaman tentang organisasi sudah kami lewati atau bahkan terjun dan terlibat langsung, semisal organisasi kepemudaan di gereja, organisasi OSIS di bangku sekolah atau bahkan organisasi dalam panitia natal dan lain sebagainya. Sederhananya demikian jelaslah bahwa organisasi pasti bukan rahasia atau bahkan bukan hal baru bagi mereka yang sering melibatkan diri dalam beberapa aktivitas organisasi yang disampaikan penulis di atas.
Di saat mahasiswa baru menginjak kaki di sebuah kota sentral yang notabenenya kota studi dengan berbagai banyak mahasiswa dari daerah-daerah pelosok masing-masing dengan prospek dan dinamikanya dalam berbagai organisasi kedaerahan, atau bahkan mulai dari pengenalan dengan teman baru, pengenalan kampus sebagai tempat yang baru dikunjungi atau bahkan dengar langsung pengenalan organisasi eksternal dan internal kampus dengan berbagai macam budaya organisasinya. Hal ini dibuktikan dengan pengalaman penulis sendiri. Di sini pengenalan organisasi tahap awal yang didapatkan adalah organisasi korwil kemudian keluar dari korwil terdapat organisasi besar yaitu organisasi yang dimaksud adalah Himpunan Mahasiswa Papua (HMP) dan Ikatan Pelajar Dan Mahasiswa/i Papua Pegunungan Tengah (IPMPPT).
Bicara perihal pembentukan karakter, pembentukan kosakata (publikspeaking), pidato, kepemimpinan dalam diri seorang leadership semua ini tidak terlepas dari aksioma yang kami sebutkan dengan organisasi. Dengan demikian sudah bukan rahasia lagi kalau bicara persoalan ranah organisasi. Di sisi lain ada setiap mahasiswa Papua yang hadir sebagai aktualisasi kepemimpinan sayangnya tidak semua yang ingin menjadi seorang organisator .
BEBAN GANDA KEPEMIMPINAN DALAM MENJABAT
Salah satu atau bahkan kesalahan yang sering terjadi adalah beban ganda. Yang dimaksud penulis dengan istilah "beban ganda" di sini ada beberapa contoh yang bisa kami ketahui bersama, dalam prospek kepanitiaan ada kepanitiaan yang dibentuk secara bersamaan mulai dari korwil, IPMPPT, dan HMP terlepas dari itu ada juga organisasi2 eksternal lainya. Posisi kepanitiaan yang dibentuk sering terjadi posisi yang berlapis artinya, semisal ketika seseorang mendapatkan posisi ketua kepanitiaan di sebuah organisasi, ia akan mengambil posisi yang sama di organisasi yang berbeda, begitupula sampai beberapa organisasi sentral yang berbeda tersebut. Dan hal inilah yang menjadi satu dari sekian banyak kendala dalam menjalankan setiap kegiatan, mulai dari kegiatan diskusi kepanitiaan, kegiatan penggalangan dana, kegiatan bazar, dan kegiatan lainnya yang selalu atau bahkan sering terjadi ketabrakan agenda. Kemudian dalam ketabrakan agenda inilah yang menjadi salah satu sebab munculnya ketidakkonsistenan dalam memaksimalkan potensi yang dimiliki setiap mahasiswa dalam menjalankan tugas yang diberikan. Kesalahan beban ganda dalam suatu organisasi atau bahkan dalam suatu kepanitiaan yang pastinya dapat menuju pada situasi di mana seseorang atau penanggungjawab kerja memiliki tanggung jawab dan beban kerja yang berlebihan, sehingga dapat menyebabkan, ketidakkonsistenan dan ketidakpuasan dengan kegiatan apa yang dikerjakan. Sehingga menimbulkan berbagai macam polemik dan perdebatan.
Untuk mengatasi kesalahan beban ganda dalam, organisasi ini dapat perlu dilakukan beberapa tahapan mulai dari kordinasi, di setiap wadah paguyuban, dan organisasi sentral yang menaungi ataupun dinaungi.
BERORGANISASI BUKAN AJANG BALAP ATAUPUN BERLOMBA
Pada penjelasan ini sekiranya penting untuk dijabarkan sedikit bahwa kami memaknai arti dan esensi dari tujuan yang melekat pada tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh pimpinan, kelompok, komunitas, atau bahkan organisasi secara legal dan Sah melalui surat keputusan resmi. Dalam hal ini beberapa kali kasus yang terjadi tiga tahun belakangan ini hampir beberapa kegiatan yang dijalankan selalu mengedepankan cepat atau lambatnya kegiatan tersebut harus dilaksanakan. Padahal inti dari semua kegiatan tersebut adalah sampai di mana kami akan mengerti dan memahami setiap proses mulai dari hal-hal kecil hingga besar yang kami lalui bersama dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab moral yang diberikan organisasi tersebut. Kemudian apa yang dimaksud bukan ajang perlombaan di sini adalah harapan untuk memahami segala bentuk kegiatan akan sirna karena semua serba terburu-buru. Akhirnya kegiatan yang dijalankan hasilnya tidak efisien kemudian yang dirasakan tidak memuaskan secara individu maupun bersama.
INFILTRASI MASALAH INDIVIDUAL KE DALAM RANAH ORGANISASI
Salah satu Kendala yang di alami mahasiswa Papua hari ini adalah mencampur adukkan persoalan pada tempat yang tidak semestinya. Meskipun tidak semua Mahasiswa terjebak dalam kondisi ini namun penulis menilai hal ini salah satu satu dari sekian banyak kasus dalam ranah organisasi. Lebih parahnya lagi konflik internal tidak ditangani secara kompatibel, bijak, dan cepat.
Perselisihan ini bahkan sering dibiarkan berlarut-larut yang kemudian merusak cita organisasi dan kerja sama tim atau bahkan sesama anggota dalam organisasi. Yang membuat terhentinya aktivitas organisasi.
KURANGNYA MINAT BACA BUKU
Kurangnya kebudayaan membaca membuat kemampuan nalar kritis, logis, dan argumentatif tidak terarah. Dalam setiap lika-liku kehidupan manusia yang berintelektual tidak terlepas dari perdebatan dengan argumentasi yang berbobot dengan berbagai sudut pandang. Untuk membentuk argumentasi yang jitu, ilmiah, dan berbobot tidak terlepas dari dasar yang berisi, dan dasar yang dimaksud adalah buku dengan membacanya (buku). Untuk mengatasi peningkatan minat baca buku (dalam arti mendorong dan mendukung peningkatan minat baca), kita perlu memahami bahwa minat baca dipengaruhi oleh banyak faktor seperti akses, lingkungan sosial, motivasi, dan kebiasaan setiap individu manusia.
Sulit menyaring informasi dan cenderung menerima informasi tanpa dipertanyakan & diperdebatkan. Hal ini tidak terlepas dari aktivitas membaca buku yang kemudian selalu mengonsumsi informasi dengan cepat tanpa menalasis, dengan berbagai metode dan teoritis yang dipelajari dalam ranah intelektual (kampus, organisasi & sekolah).
PEMANFAATAN FORUM YANG KELIRU
Pemanfaatan forum yang keliru dapat dilihat pada beberapa pengalaman semisal agenda kegiatan yang diselenggarakan oleh sebuah wadah organisasi setelah akhir dari kegiatan tersebut akan dibentuk sebuah kelompok diskusi untuk mendiskusikan agenda kepanitiaan lain.
Penyebaran atau penyampaian informasi pada kegiatan tertentu dengan agenda dan pembahasan pokok lain.
Menggunakan atau memanfaatkan forum rapat lain yang tidak relevan dengan topik diskusi.
Untuk menghindari pemanfaatan forum yang keliru, penting untuk memahami aturan dan etika penggunaan forum, serta menggunakan forum dengan bijak dan bertanggung jawab.
Dalam sub judul kali ini tidak terlepas dari beberapa aktivitas yang acap kali menjadi kebiasaan dalam organisasi sosial atau bahkan paguyuban. Dengan demikian yang dimaksud adalah setiap agenda penting yang mestinya untuk dibicarakan dalam forum istimewa rapat luar biasa seringkali dibicarakan dalam agenda kegiatan lain semisal setelah makan-makan. Sederhananya demikian genda kegiatan HUT yang dilakukan oleh sebuah wadah (organisasi), dari sini akan memunculkan asumsi bahwa karena banyak yang menghadiri kita akan bicara ini, itu dan lain sebagainya. Forum rapat istimewa yang dilakukan dan seharusnya dihadiri oleh seluruh anggota mudah, anggota, luar biasa dan anggota kehormatan dll. Tapi sayangnya Kenyataannya tidak demikian dengan hilangnya semangat berorganisasi, semangat diskusi dan semangat akan keingintahuan inilah penyebab memudarnya marwa organisasi dari zaman sebelumnya ke zaman sekarang.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat penulis bisa sertakan secara singkat di sini adalah pentingnya kesadaran individu itu sendiri. Dari kesadaran individu inilah yang akan menyatakan dirinya sebagai makhluk sosial yang tidak terlepas dari aktivitas kehidupan sosial manusia itu sendiri. Dan apa yang di sampaikan penulis di atas akan tercapai semisal aktivitas membaca buku, berdiskusi, berdialog, berdebat ilmiah dan segala bentuk aktivitas yang pada prinsipnya membentuk individu maupupun kelompok, dapat merasakan dan menikmati kenyamanan dan kemudahan dalam kerja-kerja organisasi ke depan nantinya.
Penulis: Yanto
No comments for "KURANGNYA KEEFISIENAN DAN PRODUKTIFITAS DALAM MENJALANKAN TUGAS YANG DI AMANAHKAN ORGANISASI "
Post a Comment
Yuuk silakan berkomentar Pandangan Saudara...