KEBUDAYAAN MENCORET BAJU SERAGAM USAI MENDENGAR HASIL KELULUSAN SISWA SMA DI TANAH WEST PAPUA
KEBUDAYAAN MENCORET BAJU SERAGAM USAI MENDENGAR HASIL KELULUSAN PELAJAR SISWA/SISWI SMA/SMK DI TANAH WEST PAPUA YANG BERNUANSA SIMBOL BINTANG KEJORA
____________________________________
Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu mempertahankan tanah air dan bangsanya dari cengkraman Kolonialisme Indonesia
~Musa M Tabuni.
Pengantar
Sebelum lebih lanjut saya ingin sampaikan bahwa tulisan ini pernah saya menulis sebelumnya tepat dua tahun lalu, lebih detailnya pada tanggal 6 Mei 2023, kemudian saya redaksi sedikit pengantarnya. Dan hal ini saya meyakini bahwa bukan hanya saya yang menilai, mengamati, dan memberikan presfektiv opini tersendiri perihal situasi dan kondisi real yang sering kami jumpai di seantero wilayah tanah Papua Barat. Yaitu perihal coret-mencoret baju seragam sekolah SMA yang bernuansa gambar bintang kejora, di tengah segala traumatis, segala kebengisan, segala kejahatan kemanusiaan dalam bentuk berjuta-juta operasi militer yang digencarkan oleh Negara kolonial Indonesia, siswa/siswi di seantero Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) lulusan di setiap tahunnya memperlihatkan bagaimana nasionalisme kebangsaan rakyat Papua yang tidak pernah mati. Dalam hal ini bukan hanya siswa orang asli Papua tetapi orang pendatang non Papua (amber) dari seluruh Nusantara yang berdomisili di Papua ikut serta merayakan hal ini. Dan dalam tulisan ini saya menyarankan agar setiap kawan-kawan ataupun kerabat, mahasiswa serta kaum intelektual bisa memberikan gambaran dalam bentuk opini dan artikel lainnya karena saya pikir hal ini sangat penting untuk menjadi bahan analisis dan diskusi di setiap orang Papua.
Kelulusan merupakan salah satu momentum terpenting bagi para pelajar siswa SMA/MK. Maka tak heran jika banyak pelajar yang merayakannya dengan berbagai versi masing-masing. Ada yang mencoret-coret dalam bentuk paraf, Nama-nama teman, keluarga atau bahkan orang yg dicintainya.
Berangkat dari situasi dan kondisi hari ini di tanah air west papua perasaan kebangsaan atau cinta mereka terhadap bangsanya sendiri (west Papua), yang sangat tinggi, tidak bisa dibendung oleh taktik dan strategi kolonialisme Indonesia selama 12 tahun masa pelajar, hari ini di tanah west papua dan meskipun melihat dari bahasa kebangsaan itu sendiri memiliki makna yang sangat luas dari sebuah negara hal ini menandakan Nasionalisme orang papua bukan lagi sesempit dahulu kalah.
Kemudian meskipun melihat situasi objektif dan kondisi papua yang semakin hari semakin bergejolak, dengan, gencatan senjata, teror, pembunuhan,pemerkosaan, pembungkaman ruang demokrasi dengan tingkat represifitas yang sangat tinggi, di segala tempat di seantero wilayah tanah air west Papua. Yang hari ini kami saksikan bagaimana kebengisan militerisme Negara Indonesia yang menggembar-gemborkan, dengan pendekatan militeristik yang dimulai sejak rezim Soeharto yang dikenal dengan kediktatorannya 19 Desember 1961 sampai hari ini. Artinya bahwa meskipun dalam bayang-bayang sejarah kelam dalam tragedi berdarah-darah dan kondisi traumatisnya rakyat bahkan pelajar tidak pernah merasa minder/takut untuk menggaungkan semangat api perjuangan. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya rasa takut yang terlintas di benak parah pelajar ini dengan semangat kelulusan mereka teriakan free west papua (papua Merdeka) terus digaungkan di mana-mana, pawai bendera bintang Kejora terus mewarnai kegembiraan para pelajar di mana-mana di tanah air west papua.
Lalu Meskipun demikian mengapa sampai hari ini teriakan free west papua terus menggelora di mana-mana?
Mengapa simbol bintang Kejora tidak bisa dipisahkan dari kebudayaan muda-mudi pelajar papua?
Kemudian yang hari ini kami saksikan bersama mengapa para pelajar ini selalu merayakan kelulusan mereka dengan mencoret/menggambar simbol bintang Kejora di pakaian seragam mereka? Dengan adanya beberapa pertanyaan di atas jelaslah bahwa ada yang tidak pernah dibereskan secara terbuka dan secara benar oleh negara Kolonial Indonesia hari ini.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas penulis ingin menyampaikan sedikit pengalaman dan pengamatan tersendiri dari segi dialekati dan historis dari pada Tanah west papua itu sendiri.
Hal ini membuktikan bahwa, pengalaman cerita sejarah yang didapatkan pelajar dari turun-temurun oleh Kakek, bapak, dan orang-orang terdahulu yang kemudian saksi sejarah dari beberapa kasus, seperti 6 Juli 1998 Kasus Biak Berdarah, Pada 13 Juni 2001 kasus Wasior Berdarah, peristiwa Wamena berdarah 2003,kasus paniai berdarah 2014, 16 Maret 2006 Penembakan Mahasiswa Uncen dalam aksiTuntutan tutup Freeport MC Mooran. Dan beberapa kasus lainnya yang belum sempat penulis sertakan di sini.
Dari segi istoris dan problem jelaslah bahwa sejak lahirnya embrio manifesto politik 1 Desember 1961 yang kemudian hanya berselang waktu 18 hari. Mendengar situasi dan kondisi papua seperti ini datanglah Soekarno dengan watak Ekspansionismenya yang tinggi dengan kepentingan Ekopol yang begitu Rakus tidak memikirkan Nasip dan masa depan bangsa west Papua yang Ditandai dengan Kehadiran freeport 7 April 1967 di tanah west papua sebelum penentuan pendapat rakyat (pepera) dilaksanakan pada 14 Juli 1969.Yang artinya sebelum bangsa papua diberikan pilihan Mau bergabung dengan NKRI atau menentukan nasip sendiri lalu Freeport sudah ada di Papua dan fakta sejarah mencatat hal ini.
Pelaksanaan penentuan pendapat rakyat tidak demokratis sesuai kesepakatan New York Agreement yang di mana dari 22 pada 13 pasa di atur untuk penentuan nasib sendiri bagi bangsa west papua. Namun semua kesepakatan itu diubah oleh militer Indonesia menjadi (Musyawarah mufakat) Dari pengalaman sejarah kelam seperti inilah yang menjadi bahan cerita dari Moyang, leluhur dan pendahulu bangsa west papua itulah yang diturunkan ke anak-anak cucu mereka dari generasi ke generasi terus Berdilektika dan perjuangan papua pun begitu sampai seterusnya. Smapi Kedaulatan Rakyat west Papua Yang dimanipulasi oleh Indonesia, Amerika dan Belanda akan benar-benar Terwujud dan Bangsa papua Merdeka dan berdaulat penuh di atas Tanah nya Sendiri.
Kesimpulan
Kesimpulan yang ingin ditarik di sini belum bisa secara menyeluruh. Karena kemunafikan dan kebohongan yang hari ini dipelihara oleh Negara kolonial Belanda, Indonesia, Amerika dan Perserikatan bangsa-bangsa belum ada transparansi secara jelas dan masih menyembunyikan kebenaran sejarah. Amerika yang datang dengan wataknya yaitu kapitalisme, imperialisme monopoli untuk mengeruk kekayaan Freeport, Indonesia yang tetap gigih mengklaim bahwa Papua Barat bagian dalam kesulitanan Tidore dengan berlandaskan asumsi tidak dibuktikan dengan ilmiah dan teoritis, serta Belanda yang sok jadi pahlawan Papua padahal niat busuknya yaitu menjadikan Papua sebagai negara bagian belanda di bawah kepemimpinan ratu Wilhelmina II. Dan hal pokok yang ingin Saya sampaikan adalah tetap menulis menyampaikan kebenaran sejarah rakyat Papua Barat dengan cara, dan gaya masing-masing.
Penulis : Yanto
No comments for "KEBUDAYAAN MENCORET BAJU SERAGAM USAI MENDENGAR HASIL KELULUSAN SISWA SMA DI TANAH WEST PAPUA"
Post a Comment
Yuuk silakan berkomentar Pandangan Saudara...