NILAI-NILAI SOSIALISME YANG TERKANDUNG DALAM PRAKTEK AGAMA DI DUNIA

 NILAI-NILAI SOSIALISME YANG TERKANDUNG DALAM PRAKTEK AGAMA DI DUNIA 


Berorientasi dan merujuk pada zaman yang kini kita sebut dengan abad ke-21 ini era di mana segala sesuatunya tersedia serba ada, serba bisa, serba canggih yang di mana perkembangannya di mulai dari tenaga tenaga manusia hingga mesin (tenaga robot, IA) teknologi dan informasi (tik)  perkembangan teknologi meningkat begitu pesat. Segalah sesuatu serba ada, bisa dibilang bahwa zaman di mana manusia menjadi apatis, hedonis, seraka mementingkan keinginan individu, zaman di mana manusia di bentuk oleh kapitalisme menjadi manusia yang tidak peduli lagi dengan sesama manusia lainya di kehidupan sosial. Manusia tidak lagi peduli dengan kondisi alam semesta yang semakin hari semakin terpuruk, manusia tidak peduli lagi dengan perubahan warna air di alam sekitar, manusia tidak peduli lagi dengan global warming efek rumah kaca meningkat pesat (pemanasan global) dengan segala resiko dan kondisi nyata yang saat ini terjadi.

Di samping melunjaknya segalah perubahan, segalah dinamika, segalah kondisi di segala sektor kehidupan sosial manusia ini mulai dari cara atau gaya hidup manusia yang serba berubah dan adanya. Kehidupan tatanan hidup manusia mulai dari kehidupan sosial masyarakat, kehidupan sosial budaya, kehidupan ekonomi segalanya serba berubah secepat kilat. Bagi masyarakat kapitalis waktu adalah uang, kemudian bagi masyarakat gurun air adalah sesuatu yang berharga, dari beberapa pandangan di atas lalu kemudian bagaimana pandangan masyarakat kapitalis tentang sesama manusia sebagai maklhuk sosial?. Lantas apakah kapitalisme akan memikirkan kehancuran ekologi? Apakah kapitalisme akan memperdulikan krisis air bersih bagi masyarakat? Apakah kapitalisme akan di hentikan dengan mudah oleh kelompok manusia sebagai maklhuk sosial yang berfront  dan bersatu dalam bebagai elemen lapisan rakyat (masyarakat adat) yang pada skalanya hanya terhitung satu banding seratus?

Namun kalau kita menelisisk kembali sepak terjang sejarah  perkembangan masyarakat dunia mulai dari masyarakat fase di mana komunal primitif menuju masyarakat perbudakan mempunyai  proses dan tahapan lalu kemudian dari  masyarakat perbudakan menuju semi feodal (budak/tuan budak), lalu kemudian bergeser lagi menuju pada fase di mana masyarakat dunia memasuki zaman pembaruhan, manusia mengenal seni, sastra, politik dan filsafat (renaisans), lalu tahapan masyarakat masuk lagi dalam beberapa peubahan yaitu revolusi industri dan kejayaan kapitalisme. Fase selanjutnya yaitu  sistem kapitalisme berkembang pesat dan dengan segala perubahannya kemudian latar belakang lahirnya sosialisme sudah tentu hadir sebagai antitesis. Salah satu fase di mana kapitalisme bangkit dan membumi hanguskan setengah penduduk masyarakat dunia dalam hal ini adalah perlombahan senjata (Lenin menyebutnya ini adalah perang bangsawan) perang di mana negara-negara  adidaya atau negar super power yang terjadi pada perang dunia I dan perang dunia II, sekitar 85-105 juta orang menjadi korbang perang dunia atau hampir setengah penduduk bumi dibantai serta kerusakan dahsyat alam semesta beserta isinya.

Kemudian Sebelum lebih lanjut perlu di jabarkan sedikit secara ringkas, apa itu kapitalisme? Dan bagaimana kapitalisme bisa hadir di dunia? Jadi singkat Kapitalisme adalah sistem ekonomi yang di mana produksi dan distribusi barang serta jasanya dikuasai oleh individu sekelompok orang atau perusahaan swasta yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Dalam sistem ini, keputusan tentang apa yang diproduksi, bagaimana cara memproduksinya, dan siapa yang akan mendapatkan hasilnya, sebagian besar ditentukan oleh mekanisme pasar, yaitu melalui permintaan dan penawaran, serta kompetisi di antara produsen. Sistem yang kami sebut sebagai Kapitalisme ini sering kali dianggap sebagai sistem ekonomi yang mengutamakan dan mengedepankan produksi barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan mengejar profit nilai jadi: baca das kapital I  (surplus value). Meskipun membawa sejumlah kemajuan ekonomi dan inovasi, kapitalisme juga memiliki sejumlah dampak negatif bagi kehidupan alam semesta dan manusia yang bisa berakibat fatal. Lantas jika pertanyaannya bagaimana kapitalisme bisa muncul di dunia pemikiran dasar atau pokok yg perlu penulis sampaikan di sini ialah kapitalisme hadir tidak terlepas dari perubahan-perubahan corak produksi manusia itu sendiri yang di mana corak produksi manusia pada komual primitif ditunjukkan dalam pembagian hasil buruan dalam hal ini buah-buahan dan hewan liar yang awalnya sama rata dan sama rasa senasib dalam pembagian ini ada ada yang mengakomodir untuk mengatur hasil dan ada hasil buruan yang lebih akhirnya muncul pemikiran menyimpang dan mengelolanya hasil yang lebih tersebut jadi singkat cerita terbentuklah kelas yang menguasai dan dikuasai, kelas yg mempunyai alat produksi dan tidak mempunyai dan sampai pada proses kapitalisme yang moderen saat ini.

 Beberapa bahaya yang dapat muncul akibat aktifitas kapitalisme dalam konteks ini antara lain sebagai berikut:

Eksploitasi, Mengeruk Alam dan Sumber Daya Alam Dalam Skala BesarDalam tahapan ini Kapitalisme akan mendorong dan memasifkan penggunaan sumber daya alam secara besar-besaran untuk memenuhi permintaan pasar pasar global di dunia terutama untuk kebutuhan negara-negara dunia ketiga dan menghasilkan keuntungan per jam, detik dan menit. Hal ini akan merujuk dan sering mengarah pada Deforestasi misalnya pembukaan lahan untuk pertanian atau perkebunan komersial (seperti kelapa sawit) mengakibatkan kerusakan hutan gundul, yang berkontribusi pada hilangnya keanekaragaman hayati flora dan fauna kemudian perubahan iklim peningkatan gas ruma kaca. Pencemaran misalnya aktivitas industri yang bertujuan untuk memaksimalkan produksi dan keuntungan sering kali tidak memperhitungkan dampak lingkungan, yang mengarah pada pencemaran udara, air, dan tanah yang mengakibatkan timbulnnya bebagai sumber penyakit. Kehancuran ekosistem misalnya penambangan, perikanan yang tidak berkelanjutan, dan eksploitasi laut dapat merusak ekosistem alam biota laut yang bergantung pada keseimbangan alam.

Ketidaksetaraan Sosial

Kapitalisme seringkali menghasilkan ketimpangan sosial yang tajam antara kaya dan miskin hitam dan putih yang berpunya dan tidak berpunya . Sebagian kecil orang atau perusahaan dapat mengakumulasi kekayaan yang sangat besar, sementara banyak orang hidup dalam kelaparan  kemiskinan dan tidak memiliki akses yang adil terhadap sumber daya. eksploitasi tenaga kerj misalnya dalam upaya untuk memaksimalkan laba, perusahaan-perusahaan kapitalis kadang-kadang membayar upah rendah, meningkatkan jam kerja, atau mengabaikan kondisi kerja yang aman bagi para pekerja. Pengabaian Kesejahteraan Masyarakat misalnya Ketika fok us utama adalah keuntungan, masalah sosial seperti pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial sering kali tidak mendapat perhatian yang cukup, yang dapat memperburuk ketidaksetaraan dan menambah beban bagi kelompok masyarakat yang kurang beruntung kaum tani, buruh, nelayan, kaum miskin kota.

Konsumerisme yang Merusak

Sistem kapitalisme sering mendorong konsumerisme—yaitu budaya membeli barang dan jasa yang sering kali tidak diperlukan atau berlebihan. Hal ini berdampak buruk pada lingkungan dan kesejahteraan sosial, Overproduksi dan Pemborosan: Untuk memenuhi permintaan yang tak terbatas, banyak barang diproduksi secara masal, menghasilkan limbah yang sangat besar dan mempercepat penurunan kualitas lingkungan. Pemanfaatan Barang yang Tidak Berkelanjutan: Banyak produk yang diproduksi dengan bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan dan pada akhirnya menambah beban bagi alam, seperti plastik sekali pakai atau barang yang tidak dapat didaur ulang.

Kerusakan Kesehatan Mental dan Fisik

Kapitalisme juga berdampak pada kesehatan manusia, baik secara fisik maupun mental. Beberapa dampaknya antara lain: Kesehatan Mental. Persaingan tanpa henti untuk mencapai kesuksesan materi dan status sosial dalam masyarakat kapitalis dapat menyebabkan stres, kecemasan, depresi, dan gangguan psikologis lainnya. Kesehatan Fisik: Pola hidup yang mengutamakan konsumsi dan produktivitas sering kali mengabaikan pentingnya gaya hidup sehat, menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang seperti obesitas, penyakit jantung, dan diabetes.

Eksploitasi dan Ketidakadilan Global

Kapitalisme sering memperburuk ketimpangan antara negara-negara kaya dan miskin. Negara-negara maju, yang cenderung memiliki kontrol atas pasar global, sering mengeksploitasi sumber daya alam dan tenaga kerja di negara-negara berkembang. Pekerja Murah di Negara Miskin: Perusahaan multinasional sering memindahkan produksi ke negara berkembang, di mana upah rendah dan regulasi lingkungan lemah, yang dapat menyebabkan eksploitasi pekerja dan kerusakan lingkungan. Ketidakadilan Ekonomi: Negara-negara yang lebih kaya bisa mengendalikan sumber daya dan pasar global, sementara negara miskin terjebak dalam siklus hutang dan ketergantungan ekonomi.

Penciptaan Krisis Ekonomi

Kapitalisme juga sering kali menyebabkan ketidakstabilan ekonomi yang dapat berdampak luas pada masyarakat, seperti yang terlihat dalam berbagai krisis ekonomi global. Overproduksi dan Krisis Finansial: Untuk meningkatkan keuntungan, sektor keuangan dan perusahaan dapat terlibat dalam spekulasi yang berisiko tinggi, yang pada gilirannya dapat menyebabkan krisis finansial, seperti yang terjadi pada krisis keuangan global 2008. Fluktuasi Harga dan Kebutuhan Dasar: Ketergantungan pada pasar global dapat menyebabkan fluktuasi harga barang dan kebutuhan dasar yang merugikan masyarakat kelas bawah.

Penghancuran Keadilan Sosial

Kapitalisme sering kali mengabaikan nilai-nilai keadilan sosial karena lebih menekankan pada prinsip pasar bebas dan keuntungan pribadi. Ini dapat mengarah pada kesenjangan akses terhadap kebutuhan dasar misalnya akses terhadap pendidikan, kesehatan, perumahan, dan kebutuhan dasar lainnya sering kali dipengaruhi oleh daya beli individu. Mereka yang kurang mampu seringkali tidak dapat menikmati hak-hak dasar ini. Penyalahgunaan Kekuasaan di antaranya Perusahaan besar dan individu yang kaya sering memiliki kekuatan politik yang signifikan untuk mempengaruhi kebijakan yang mendukung keuntungan mereka terhadap yang miskin, sehingga kebijakan publik lebih berpihak pada segelintir orang atau perusahaan daripada rakyat yang banyak jumlahnya.

Jadi kesimpulanya bgini bahwa Kapitalisme sebagai sistem ekonomi dapat mendorong kemajuan dan inovasi, tetapi juga membawa bahaya besar bagi kesejahteraan manusia dan kelestarian alam. Eksploitasi alam, ketidaksetaraan sosial, kerusakan kesehatan, serta ketidakstabilan ekonomi adalah beberapa dari banyak dampak negatif yang dapat muncul. Oleh karena itu, banyak yang berargumen bahwa perlu ada perubahan menuju sistem ekonomi yang lebih berkelanjutan, adil, dan peduli terhadap lingkungan dan hak-hak manusia.

Kapitalisme adalah sistem ekonomi di mana produksi dan distribusi barang serta jasa dikuasai oleh individu atau perusahaan swasta yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan. Dalam sistem ini, keputusan tentang apa yang diproduksi, bagaimana cara memproduksinya, dan siapa yang akan mendapatkan hasilnya, sebagian besar ditentukan oleh mekanisme pasar, yaitu melalui permintaan dan penawaran, serta kompetisi di antara produsen.

Nilai-Nilai Sosialisme Yang Terkandung Dalam Praktek Agama

Pada bagian ini perlu kami memhahami bahwa setiap agama di belahan dunia negara bangsa hari ini dalam ajaranya masing-masing memiliki nilai dan prkateknya masing-masing. Ketika kita kontekstualkan dengan situasi dan kondisi papua hari ini yang pada kontruksinya semua mengara pada ajaran dan nilainya masiang-masing.   Beberapa nilai sosialisme yang terkandung dalam agama beberapa di antaranya sebagai berikut, seperti keadilan sosial, pemerataan kekayaan, perhatian terhadap orang fakir miskin miskin dan tertindas, serta penolakan terhadap ketidakadilan sosial dan ekonomi, dapat ditemukan dalam ajaran-ajaran berbagai agama di dunia. Meskipun agama-agama ini tidak secara eksplisit mengajarkan sosialisme sebagai ideologi politik atau ekonomi, banyak ajaran agama yang memiliki kesamaan nilai dengan prinsip-prinsip sosialisme. Berikut adalah beberapa nilai sosialisme yang terkandung dalam agama-agama besar di dunia

Dalam Agama Kristen, Keadilan Sosial dan Berbagi Dalam ajaran Yesus, ada penekanan kuat pada kepedulian terhadap orang miskin dan terpinggirkan. Misalnya, dalam Injil Matius 25:35-40, Yesus mengajarkan bahwa mereka yang memberi makan yang lapar, memberi minum yang haus, memberi pakaian kepada yang telanjang, dan mengunjungi orang sakit atau di penjara, sejatinya melakukan hal itu untuk-Nya. Hal ini mengarah pada prinsip kesejahteraan sosial dan rasa tanggung jawab terhadap sesama, terutama yang kurang beruntung. Membagi Kekayaan dan Tidak Memusatkan Kekayaan. Dalam Injil Markus 10:21, Yesus meminta seorang pemuda kaya untuk menjual segala miliknya dan memberikannya kepada orang miskin, yang menunjukkan ajaran mengenai distribusi kekayaan untuk membantu mereka yang membutuhkan. Kerajaan Allah sebagai Konsep Keadilan di gambarkan Adalam ajaran Yesus tentang Kerajaan Allah sering digambarkan sebagai suatu masyarakat yang terbalik, di mana yang terakhir akan menjadi yang pertama, dan yang miskin serta tertindas akan mendapatkan tempat yang utama (Lukas 6:20-21). Ini mencerminkan prinsip sosialisme tentang pemerataan kesejahteraan kelas.

Dalam Agama Islam, Zakat dan Kewajiban Berbagi: Salah satu pilar utama dalam Islam adalah zakat, yaitu kewajiban untuk memberikan sebagian dari kekayaan pribadi kepada yang membutuhkan, terutama orang miskin dan yang terpinggirkan. Zakat menekankan pemerataan kekayaan dan solidaritas sosial di dalam masyarakat. Keadilan Sosial misalnya Dalam Al-Qur'an, terdapat banyak ayat yang mengajarkan tentang pentingnya keadilan dan melawan ketidakadilan. Salah satu contoh penting adalah dalam surah Al-Baqarah 2:177, yang mengajarkan tentang kewajiban untuk memberi kepada orang miskin, anak yatim, dan mereka yang membutuhkan tanpa membedakan status sosial. Anti Penindasan dan Ketimpangan di antaranya Islam mengajarkan bahwa kekayaan bukanlah hak mutlak individu, tetapi harus digunakan untuk kepentingan bersama, umum dan untuk mengurangi kesenjangan sosial. Harta benda harus dikelola dengan cara yang adil dan tidak menindas dan mengambil hak orang lain.

Dalam Agama Hindu, Karma dan Kewajiban Sosial dalam hal ini Ajaran tentang karma dalam Hindu menunjukkan bahwa setiap tindakan akan mempengaruhi kesejahteraan sosial dan spiritual seseorang. Hal ini mendorong individu untuk bertindak dengan cara yang adil dan memperhatikan kesejahteraan sesama. Kemudian hal ini, ada dimensi sosial dalam ajaran karma yang melibatkan peran individu dalam masyarakat. Ahimsa (Tanpa Kekerasan) dan Keadilan Sosial dalam konsep ahimsa mengajarkan kita  untuk tidak menyakiti makhluk hidup dan bertindak dengan kasih sayang terhadap semua orang, terutama yang lemah dan terpinggirkan. Konsep ini berhubungan dengan prinsip sosialisme yang menuntut perlindungan dan perawatan bagi mereka yang rentan. Kesetaraan dalam Masyarakat Beberapa ajaran Hindu menekankan kesetaraan dalam menjalani hidup, mengurangi diskriminasi, dan berfokus pada pelayanan kepada orang lain. Dalam konteks sosialisme, ini dapat diartikan sebagai panggilan untuk mengurangi ketimpangan sosial.

Dalam Agama Buddha Kehidupan Sederhana dan Pembagian Kesejahteraan, Ajaran Buddha mendorong kehidupan yang sederhana dan menghindari akumulasi kekayaan yang berlebihan. Ariya-sacca (Empat Kebenaran Mulia) mengajarkan bahwa penderitaan muncul dari keinginan dan keterikatan terhadap materi. Hal ini berhubungan dengan prinsip sosialisme yang menekankan keadilan ekonomi dan pengurangan ketidaksetaraan. Kasih Sayang dan Belas Kasihan (Karuna), Ajaran tentang karuna mengajarkan pentingnya belas kasihan terhadap sesama makhluk hidup, yang mencakup orang miskin, orang terpinggirkan, dan mereka yang sedang menderita. Nilai ini mendukung prinsip sosialisme yang menekankan kepedulian terhadap kesejahteraan bersama. Saling Membantu dan Solidaritas, Konsep sangha dalam agama Buddha adalah komunitas yang saling mendukung satu sama lain. Hal ini mencerminkan nilai sosialisme yang mendorong adanya solidaritas dan kerjasama dalam masyarakat untuk mengatasi ketidaksetaraan.

Dalam Agama Yahudi, Keadilan dan Kewajiban Sosial, Dalam banyak bagian Perjanjian Lama (misalnya, kitab Amos, Yesaya, dan Mikha), umat Israel diingatkan tentang pentingnya keadilan sosial dan perhatian terhadap orang miskin dan terpinggirkan. Nabi-nabi besar seperti Amos dan Yesaya sangat kritis terhadap ketidakadilan sosial dan menuntut perubahan sistem yang lebih adil dan merata. Mitzvah (Perintah untuk Membantu Sesama): Banyak perintah dalam hukum Yahudi yang menekankan kewajiban untuk membantu yang miskin dan yang tertindas, serta menuntut pengelolaan sumber daya secara adil. Salah satunya adalah perintah untuk tidak memanen seluruh hasil bumi, melainkan meninggalkan sebagian untuk orang miskin dan orang asing (Imamat 23:22). Ada juga istilah Shalom (Damai dan Kesejahteraan untuk Semua) Konsep shalom dalam agama Yahudi mencakup kesejahteraan sosial dan perdamaian yang tidak hanya berarti tidak adanya perang, tetapi juga terciptanya keadilan sosial dan ekonomi bagi semua lapisan masyarakat.

Dalam Agama Sikh, Layanan kepada Masyarakat (Seva),  Konsep seva dalam agama Sikh menekankan pentingnya melayani sesama tanpa pamrih. Ini termasuk memperhatikan orang miskin, yatim piatu, dan orang yang membutuhkan. Prinsip ini sangat sejalan dengan nilai-nilai sosialisme yang menekankan pemerataan dan bantuan sosial. Kesetaraan dan Penolakan terhadap Kasta, Ajaran Sikh sangat menentang sistem kasta dan penindasan berdasarkan status sosial. Guru Nanak, pendiri agama Sikh, menekankan bahwa semua orang, tanpa memandang latar belakang atau status sosial, memiliki nilai yang sama di hadapan Tuhan. Berbagi Kekayaan, Salah satu ajaran penting dalam agama Sikh adalah dasvandh, yaitu kewajiban untuk menyumbangkan sebagian dari pendapatan kepada kegiatan amal, termasuk membantu orang miskin dan yang membutuhkan.

Beberapa Nilai Sosialisme Yang Masih Dipraktekkan Di Tanah Papua

Berangkat dari beberapa pengalaman hampir jumlah suku di Papua diperkirakan mencapai lebih dari 250 suku. duaratus lebih suku yang ada di papua memiliki budaya dan adat istiadat yang beragam. Namun di sini yang penulis srtakan kebiasaan sehari-hari yang muaranya mengarah pada nilai-nilai sosialisme, seperti bekerja sama-sama, makan harus sama-sama, memiliki perkakas secara bersama. Secara tidak langsung praktek kebersamaan ini menggambarkan nila-nilai kolektivitas yang tekandung dalam ajaran atau masahb sosialisme. Namun perlu diketahi bhawa lahrnya sosialisme tidak serta-merta begitu saja melainkan melalui berbagai dinamika dan proses di antaranya memperjuangkan juga misi utama yang di perjuangkan oleh Tuhan Yesus dalam melawan sistem pemerintahan romawi (Kaissar Agustus & Pontius Pilatus).

Sering kali dan tak jarang kami menjumpai banyak orang yang mengakui agamais, banyak yang mengakui kristen, banyak orang yang mengakui pengikut Yesus sejati akan tetapi melupakan bahkan tidak mempraktekkan Nilai dan sikap revolusioner Yesus  yang dapat dilihat dalam ajaran dan tindakan-Nya yang melawan norma sosial, agama, dan politik yang ada pada masa itu sedang masif. Dan perlu diketahui bhawa ada sebagian beberapa nilai dan sikap revolusioner Yesus antara; Cinta Kasih dan Pengampunan contohnya pada saat itu Yesus mengajarkan tentang cinta dan kasih yang tidak terbatas, bahkan kepada musuh sekalipun ia mengajarkan . Hal ini merupakan sikap revolusioner pada masa itu, di mana norma sosial lebih mengutamakan balas dendam atau penghukuman terhadap musuh. Dalam ajaran-Nya, Yesus mengajarkan untuk mengasihi musuh, berdoa bagi orang yang menganiaya, dan mengampuni dosa orang lain.

Melepaskan Diri dari Hukum yang Kaku, Yesus tidak menyetujui pendekatan hukum Taurat yang terlalu kaku dan mengabaikan belas kasihan. Dalam beberapa kasus, seperti ketika menyembuhkan orang pada hari Sabat, Yesus menekankan bahwa kasih dan belas kasihan lebih penting daripada mematuhi hukum secara harfiah. Ini mengguncang sistem keagamaan dan sosial yang lebih menekankan pada pemenuhan aturan ketat.

Pemberontakan terhadap Ketidakadilan Sosial dan Ekonomi, Yesus sering berbicara tentang ketidakadilan sosial dan ekonomi, terutama terhadap orang miskin dan tertindas. Ia menentang ketidakadilan yang dilakukan oleh penguasa dan pemimpin agama, yang memperlakukan orang miskin dan terpinggirkan dengan tidak adil. Dalam banyak ajaran-Nya, Yesus menekankan pentingnya berbagi, kepedulian terhadap yang lemah, dan keberpihakan kepada yang terpinggirkan.

Menghancurkan Struktur Kekuasaan yang Tidak Adil, Ajaran Yesus berusaha mengubah struktur kekuasaan yang berlaku pada masa itu, baik dari segi politik maupun agama. Ia menantang para pemimpin agama yang hanya memikirkan kekuasaan dan kekayaan, serta menyuarakan perlunya perubahan besar dalam cara orang memandang Tuhan dan kehidupan bersama. Sikap Yesus yang sering berbicara tentang "Kerajaan Allah" sebagai sebuah realitas yang terbalik dari dunia yang ada, di mana yang lemah akan diangkat, menjadi simbol dari revolusi sosial dan spiritual.

Pemberontakan terhadap Status Sosial, Yesus berinteraksi dengan orang-orang yang dipandang rendah oleh masyarakat pada masa itu, seperti pemungut cukai, wanita, dan orang sakit. Dia memperlakukan mereka dengan martabat dan mengajarkan bahwa di hadapan Allah, semua orang memiliki nilai yang sama, tanpa memandang status sosial atau pekerjaan.

Penyampaian Ajaran tentang Kerajaan Allah yang Terbalik, Yesus memperkenalkan konsep tentang "Kerajaan Allah" yang sangat terbalik dari dunia ini, yang mengutamakan orang-orang miskin, lemah, dan terpinggirkan. Dalam Kerajaan Allah, yang terbesar adalah yang paling rendah hati, yang memberi adalah yang menerima lebih banyak, dan yang berkorban demi orang lain akan dipermuliakan. Ini adalah bentuk revolusi spiritual yang melawan pandangan masyarakat saat itu.

Secara keseluruhan, Yesus memiliki nilai-nilai yang revolusioner karena ajaran-Nya mengutamakan kasih, keadilan, dan perhatian terhadap orang-orang yang terpinggirkan. Ia menentang ketidakadilan dan struktur kekuasaan yang hanya menguntungkan segelintir orang, serta memperkenalkan konsep spiritual yang berbeda dari ajaran agama dan masyarakat yang berlaku pada zaman-Nya.

Kesimpulan

Meskipun tidak ada agama yang secara eksplisit dan menonjol mengajarkan ajaran sosialisme sebagai sistem ekonomi atau politik tertentu, banyak nilai sosialisme yang terkandung dalam ajaran-ajaran agama besar di dunia, seperti keadilan sosial, pemerataan kekayaan secara merakyat dan bersama,solidaritas sosial, penolakan terhadap ketidakadilan, dan perhatian terhadap orang miskin yang terpinggirkan. Nilai-nilai ini lebih mengarah pada upaya untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil beradab sebagai sesama umat manusia dan berbelas kasihan, yang serupa dengan tujuan atau misi utama sosialisme dalam memperjuangkan kesejahteraan bersama dan mengurangi kesenjangan sosial masyarakat di dunia.

Secara keseluruhan, Yesus memiliki nilai-nilai yang revolusioner karena ajaran-Nya mengutamakan kasih, keadilan, dan perhatian terhadap orang-orang yang terpinggirkan. Yesus sendiri mengajarkan memberitakan ajaran kebenaran melalui propaganda kotbah-kotbah di taman, di bukit, di pantai di danau dan segala temapat. Ia menentang ketidakadilan dan struktur kekuasaan yang hanya menguntungkan segelintir orang, serta memperkenalkan konsep spiritual yang berbeda dari ajaran agama dan masyarakat yang berlaku pada zaman-Nya.

Pandangan dan gaya hidup masyarakat Papua yang humanis ditandai oleh nilai-nilai sosial yang kuat secara turun temurun terus di pelihara dan di rawat, di antaranya yaitu, di mana Keterikatan Sosial & budaya MasyarakatPapua memiliki ikatan komunitas yang erat, di mana kerjasama dan gotong royong sangat dijunjung tinggi.Selain nilai-nilain sosial yang di jaga, penghormatan terhadap Alam semesta yaitu Mereka memiliki hubungan yang erat dengan alam, dan seringkali menganggapnya sebagai bagian penting dari kehidupan dan sosial  budaya mereka.Tidak terlepas dari kehidupang humanis mereka Tradisi dan Seni Masyarakat Papua juga kaya akan tradisi dan seni, termasuk tarian, musik, dan kerajinan tangan yang mencerminkan identitas dan nilai-nilai kultur mereka. Dakam hal praktek Spiritualitas Keyakinan spiritual dan praktik budaya menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, di mana ritual dan upacara sering kali melibatkan seluruh komunitas sasyarakat suku lain.Penghargaan terhadap Keragaman masyarakat Papua menghargai keberagaman budaya dan bahasa di antara suku-suku yang berbeda, berkontribusi pada perdamaian dan harmonisasi antar kelompok. Gaya hidup ini mencerminkan nilai-nilai humanis yang menghargai kehidupan, kerjasama, dan harmoni dengan lingkungan sekitar mereka.

Referensi

Dr. Hasan Mustapa, M. (2017, Desember 2). SOSIALISME RELIGIUS DALAM KONSEP SJAFRUDIN PRAWIRANEGARA. Pemikiran Politik Islam Sjafrudin Prawiranegara (1911 –1989), hal. 40-50.

SULISTYO, P. D. (2020, 09 18). Sosialisme Religius Menjadi Nilai Luhur. Sosialisme religius menjadi nilai luhur yang diajarkan Presiden RI pertama Soekarno. Gagasan itu terkandung dalam Pancasila yang jadi ideologi bangsa Indonesia sejak 18 Agustus 1945. Karena itu, ketuhanan jadi dasar., hal. 1-3.


Penulis: Humans Freedom

HPMNKENDARI.NEWS
HPMNKENDARI.NEWS humans Freedom

No comments for "NILAI-NILAI SOSIALISME YANG TERKANDUNG DALAM PRAKTEK AGAMA DI DUNIA "