KURANGNYA NILAI TOLERANSI DI KALANGAN BIROKRASI KAMPUS UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI


KURANGNYA NILAI TOLERANSI DI KALANGAN BIROKRASI KAMPUS UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI

HPMNKDI NEWS.COM
. Dengan memaknai dan mengkonotasikan nilai pancasila sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Es'a yang sudah terpampang jelas dalam dasar negara Republik indonesia yaitu Pancasila. Sebagaimana mestinya tercantum sebagai Dasar Negara yang kemudian dalam relevansi kehidupan kenegaraan bahkan Masyarakat nya Selalu mengedepankan nila Ketuhanan dan (Pluralisme) yang tinggi. 

Toleransi antar umat beragama merupakan hal yang penting untuk dimiliki setiap orang saat ini. Jika setiap orang memiliki sikap toleransi yang tinggi, maka ini akan meminimalisir terjadinya konflik antar umat beragama, dan kehidupan antar umat beragama pun akan terjalin dengan tentram dan damai. Maka dari itu, sangatlah penting untuk menerapkan sikap toleransi dengan umat beragama lainnya.

Pertama tulisan ini saya buat sebagai bahan kritikan dengan melihat dinamika dan relevansinya di salah satu Universitas Negeri terbaik dan terbesar di Sulawesi Tenggara tepatnya di kota kendari. Universitas Haluoleo yang Kemudian dalam tulisan ini penulis melihat secara garis besar tidak secara keseluruhan. Dan tentunya terdapat banyak kekurangan dan kejanggalan dalam pemaparan nya karena kurangnya informasi dan relasi antara mahasiswa lain yang mungkin mungkin mengalami hal yang serupa dengan penulis rasakan. Dalam pemaparan kali ini penulis hanya memaparkan apa yang dialami oleh penulis sendiri selama proses studi dalam dua tahun terakhir belakangan ini. 

Yang ingin penulis tekankan di sini adalah melihat sekian ribu mahasiswa dengan berbagai macam perbedaan daerah, kultur, budaya, adat istiadat, suku, ras, bahkan agama itu sendiri. Dalam hal ini kami mengetahui bersama bahwa ada dominasi agama yang mayoritas dan minoritas di sebuah wilayah Sulawesi Tenggara tepatnya di salah satu Universitas Negeri ternama di Kendari. Semestinya yang terjadi adalah mayoritas menghargai yang minoritas dan menjujung tinggi nilai-nilai keagamaan. Namun faktanya yang penulis alami tidak seperti yang sebagimana mestinya. Contoh yang penulis alami di sini hari-hari besar keagamaan tidak ada libur atau pun cuti perkuliahan dalam hal ini hari raya paska, hari raya Natal untuk mahasiswa yang berkeyakinan nasrani. 

 Ada pula hari minggu sebagai hari peribadatan umat Nasrani kadang harus kerja tugas yang diberikan dosen, praktikum, turun lapangan dan lain sebagainya. Namun yang sebenarnya hari minggu adalah hari raya yang sangat sakral bagi umat Nasrani dalam hal ini umat kristiani melancarkan naskah kitab suci Al-Kitab bahwa Tuhan Allah mengerjakan segala sesuatu ciptaan-NYA pada 6 hari lamanya dan hari Ke-7 sebagai hari peristirahatan dan hari kudus, Artinya apa? Dalam hal ini umat Nasrani tidak bisa melakukan pekerjaan atau aktivas sekecil apapun. 

Tidak hanya sampai di sini ada beberapa peristiwa yang juga penulis alami di sini penulis sering kali diperhadapkan juga dengan dosen yang berwatak agamais, dengan cara pemaparan materi perkuliahan nya saja cenderung pembahasan perkuliahan nya mengara pada agama mayoritas dan tidak memikirkan agama yang minoritas dalam ruangan perkuliahan tersebut. Bahkan lebih parahnya lagi ada mahasiswa nonmuslim asal Papua angkatan 2018 yang di paksakan harus menghafal juz dalam Al-quran oleh oknum dosen. Hal ini menimbulkan asumsi penulis bahwa jelaslah terjadi tindakan seperti ini karena kurangnya toleransi antar umat beragama di birokrasi, Akademisi, (dosen) dan seluruh jajaran Kampus Universitas Negeri Haluoleo Kendari Sulawesi Tenggara. 

sebagai makhluk sosial yang bertuhan toleransi antar umat beragama perlu kita tanamkan dalam kehidupan kita, karena itu sangat penting bagi semua orang di dunia saat ini. Semakin banyak orang yang memiliki sikap toleran, semakin baik relevansinya bagi sebuah negara, karena dengan adanya sikap seperti ini konflik akan dapat berkurang dan kehidupan antar umat beragama akan jauh lebih baik dan damai. Inilah mengapa sangat penting untuk menerapkan sikap toleransi sekarang, karena akan sangat membantu dalam kehidupan kita di masa depan.

Sikap toleransi dapat kita mulai dari diri sendiri, contohnya: jika kita melihat atau mendengar sesama kita menimbulkan sikap intoleran, kita bisa menegurnya dan jangan membiarkannya. Untuk itu, kita sebagai generasi penerus bangsa west Papua mari belajar menghargai dan menerapkan sikap toleransi kepada sesama entah itu perbedaan suku, agama, maupun ras, karena sejatinya kita semua bersaudara.



Land kolonial/2/11/2023

Penulis: Yanto
HPMNKENDARI.NEWS
HPMNKENDARI.NEWS humans Freedom

No comments for "KURANGNYA NILAI TOLERANSI DI KALANGAN BIROKRASI KAMPUS UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI"