SERUAN SOLIDARITAS UNTUK PELAJAR DAN MAHASISWA ADEM/ADIK PRIBUMI WEST PAPUA
MAHASISWA/SISWA ADEM/ADIK PAPUA DAN PAPUA BARAT BUKAN BUDAK BANGSA KOLONIAL INDONESIA
PENGANTAR SINGKAT
" mengajar, bukan lagi untuk mengajarkan apa yang diyakini, melainkan untuk menanamkan keyakinan-keyakinan serta kebodohan-kebodohan yang dipandang berguna oleh mereka yang memerintahkannya "
~(Bernard Russell).
"ADEM dan ADIK AFIRMASIH adalah dua program yang berhubungan dengan pemberian beasiswa kepada mahasiswa di indonesia terlebih khusus Papua Barat. Ini adalah program yg dikelola oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan republik indonesia
ADEM adalah sistem pengaplikasian yang digunakan untuk pengelolaan data mahasiswa penerima beasiswa yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Program ini digunakan untuk memantau, mengumpulkan, dan menganalisis data mahasiswa penerima beasiswa. Dalam konteks beasiswa, ADEM membantu dalam pengumpulan dan pemrosesan data mahasiswa penerima beasiswa, termasuk informasi seperti status akademik, keuangan, dan prestasi akademik mereka. ADEM juga dapat digunakan untuk mengelola administrasi terkait dengan penyaluran beasiswa.
Begitupun ADIK AFIRMASI (Aplikasi Data Informasi Kemitraan Affirmative Action):
ADIK AFIRMASI adalah program yang berfokus pada pengelolaan data dan informasi terkait dengan mahasiswa yang menerima beasiswa melalui program afirmasi. Program afirmasi bertujuan untuk memberikan kesempatan yang lebih luas kepada mahasiswa dari latar belakang ekonomi yang kurang mampu atau kelompok yang membutuhkan dukungan khusus untuk mengakses pendidikan tinggi. ADIK AFIRMASI digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang mahasiswa yang memenuhi kriteria afirmasi dan menerima beasiswa sesuai dengan program tersebut. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa program afirmasi mencapai sasarannya dan memberikan manfaat yang diinginkan kepada kelompok yang membutuhkan.
RELEVANSINYA KEPADA PUTRA/PUTRI BUMI KASUARI
Kedua program ini memiliki peran penting dalam mendukung program beasiswa dan afirmasi pendidikan tinggi di Indonesia. Mereka membantu dalam pengelolaan data, pemantauan, dan evaluasi, yang pada gilirannya dapat membantu pemerintah dan lembaga pendidikan untuk meningkatkan efektivitas program-program ini dan memastikan bahwa bantuan finansial mencapai mereka yang membutuhkannya.
Perlu diketahui bahwa Adem adalah Afirmasi Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk putra putri orang asli Papua dan Papua Barat. Afirmasi artinya keberpihakan, keprihatinan dan keistimewaan atau bersifat khusus terhadap anak-anak Adem tersebut. Afirmasi berarti mempunyai fasilitas yang lengkap dalam hal ini, tempat tinggal yang layak, sediakan tempat belajar yang memadai misalnya perpustakaan, sediakan transportasi dan serta menyediakan fasilitas kesehatan yang layak misalnya sediakan medis bagi anak-anak adem bahkan juga afirmasi se-indonesia supaya ketika anak-anak Adem dapat sakit langsung berobat tanpa pungut biaya atau menuntut persyaratan lain bahkan juga tanpa mengeluarkan uang pribadi.
Tujuan dan maksud dari pada program adem dan afirmasi merupakan untuk memajukan atau mencerdaskan anak-anak bangsa Papua dengan keberpihakan yang disebut dengan afirmasi bukan memanfaatkan afirmasi untuk menindas anak-anak afirmasi ataupun adem Papua, bukan untuk memperbudak anak-anak putra dan putri bangsa west Papua dengan atas nama afirmasi atau adem. Anak-anak Aden atau afirmasi Papua bukan untuk jadikan sebagai objek lalu di doktrin dengan nasionalisme palsu, sejarah palsu, ilmu palsu, dengan dalil atau slogan usang sampah "NKRI harga mati" dan sebagainya tidak. Anak-anak adem ataupun afirmasi Papua dan Papua Barat bukan untuk dijadikan sebagai bangsa budak, bangsa yang terbelakang, bangsa bodoh, bangsa tidak mampu bangsa ketinggalan, bangsa primitif dan bangsa pengikut. Yang harus mengikuti kemauan atau keinginan negara atau penguasa, anak-anak adem bukan bangsa budak yang harus menempatkan di kos-kosan yang tidak layak dan anak-anak ada yang bukan bangsa bodoh yang harus tidak sediakan fasilitas pendidikan dan kesehatan yang tidak memadai dan tidak layak. Melainkan anak-anak adem ataupun afirmasi adalah anak-anak yang terpilih. Anak-anak yang pintar dan cerdas yang telah dipilih oleh negara melalui seleksi bahkan juga melalui prosedur administrasi negara Indonesia yang berlaku. Anak-anak adem mereka berasal dari bangsa yang besar bukan mereka datang dari bangsa budak atau bangsa kecil. Anak-anak adem ataupun afirmasi adalah orang-orang yang independen dan Merdeka serta istimewa yang harus mendapatkan gedung sekolah yang layak tempat yang layak, tempat tinggal yang layak dan mendapatkan kesehatan yang layak oleh yang dikontrol oleh negara bersama birokrasi sekolah ataupun birokrasi kampus.
Dalam hal ini penulis menilai bahwa di dalam tubuh afirmasi Papua dan Papua Barat tidak ada keberesan dalam tindakan, yang ada yaitu praktek diskriminatif terhadap anak-anak afirmasi Papua dan Papua Barat yang dipraktekkan langsung oleh negara kolonialisme Indonesia, Mengapa saya katakan demikian?? Karena pertama, anak-anak afirmasi Papua yang diterima kebanyakan dari anak-anak non Papua. Kedua, negara tidak memperbolehkan anak-anak afirmasi Papua ambil jurusan Kedokteran atau penerbangan atau mengurangi kuotanya. Ketiga, anak-anak adem dan adik menempatkan mereka kebanyakan adalah di daerah yang berbasis perkampungan bukan di pusat kota-kota Metropolitan seperti di Jawa Jakarta dan sekitarnya. Keempat, tidak sediakan fasilitas yang memadai untuk anak-anak afirmasi Papua dan Papua Barat.
Kami bukan bangsa budak. Kami bukan bangsa yang harus mengikuti. Kami bukan bangsa bisu dan bangsa diam. Kami bukan bangsa penurut pada penguasa. Kami bukan bangsa penakut melainkan kami adalah bangsa yang besar. Kami adalah bangsa merdeka dan berdaulat. Kami adalah bangsa terpilih. Kami adalah bangsa yang tahu budaya, tahu adat, tahu sejarah, tahu jati diri dan kami adalah bangsa yang tidak menurut pada bangsa penindas.
Oleh sebab itu, Jangan pernah takut pada penguasa. Jangan pernah takut pada birokrasi sekolah maupun kampus. Jangan pernah diamkan kejahatan atau kesalahan. Jangan pernah diamkan perbudakan penindasan dan pengisapan terhadap diri anda dan saya dan bangsa wes Papua seutuhnya. Jangan takut dengan penguasa, tapi takutlah akan hidup sebagai mahasiswa yang tidak bisa buat apa-apa, tidak bisa Membela tanah air, diam pada kesenjangan sosial konflik horizontal yang sengaja diciptakan oleh negara kolonial Indonesia dan tidak memberikan kontribusi apapun terhadap bangsa dan negara west Papua. Persis dengan apa yang dikatakan Rasulullah SAW, diamkan kejahatan kemanusiaan ketika menyaksikan keburukan adalah setan bisu.
Kegagalan dan kesenjangan dipelihara di dalam tubuh adem ataupun afirmasi karena yang kami melihat adalah anak-anak ada yang Bahkan afirmasi ditempatkan di kampung-kampung menempatkan di kos-kosan yang tidak layak dan tidak diperhatikan kesehatan anak-anak adem tersebut. Kami menemukan kos-kosan anak-anak ada yang Bahkan afirmasi tidak ada lampu, tidak ada air, tidak ada lemari dan lebih fatal lagi adalah intelijen dan TNI Polri sering datang ke kos-kosan anak-anak ada yang untuk mempertanyakan asal suku mereka, daerah mereka dan identitas mereka. Cara-cara intelijen dan TNI Polri ini merupakan praktek dan watak kolonialisme, watak kriminalisasi, intimidasi, teror dan membunuh karakter serta membunuh psikologis anak-anak adem bahkan afirmasi yang sedang menempuh pendidikan menengah atas maupun pendidikan perguruan tinggi ini adalah realitas. Ini adalah fakta dan ini adalah bukti yang kami temukan dan dengarkan di berbagai kota studi tanah air kolonial Indonesia.
Praktik pendidikan Indonesia bertentangan dengan cita-cita Hatta dan Ki Hajar Dewantara yang di mana mereka mencita-citakan bahwa; tujuan pendidikan adalah" mencerdaskan kehidupan anak bangsa". Namun pendidikan Indonesia hari-hari ini adalah pendidikan yang militeristik, pendidikan kriminal, pendidikan pembungkaman ruang kebebasan akademik, pendidikan nasionalisme sempit dan slogan usang NKRI harga mati yang tidak relevan di era globalisasi dan di era demokrasi saat ini. Kami tahu bahwa; bangsa penindas atau bangsa penjajah mereka tidak pernah mendidik dan mencerdaskan sebuah bangsa yang Dia sedang menjajah, memperbudak dan menghisap hasil kekayaan alamnya.
Mengapa demikian?? Karena ketakutan terbesar bangsa kolonialisme Indonesia adalah ketika orang Papua akan menjadi pintar dan cerdas kemudian bangsa Papua akan bangkit dan melawan kolonialisme Indonesia itu sendiri. Di dalam buku yang berjudul; mitos pribumi malas, menjelaskan bahwa bangsa budak, bangsa malas dan bangsa tidak pernah mandi orang-orang Melayu Indonesia jangan sekali-kali mendidik mereka dengan baik dan benar tapi merendahkan mereka dan membodohi mereka agar mereka tidak berdaya dan tidak memberontak (alatas).
Karena bangsa kolonial Indonesia dia sudah mempelajari dan dia sudah tahu bagaimana cara menindas dan membodohkan bangsa terjajah. Karena pendidikan adalah Senjata paling ampuh yang bisa mengubah dunia -(nelson Mandela) .
Pendidikan adalah satu-satunya kunci untuk membuka dunia ini, Serta paspor untuk menuju kebebasan (Oprah Winfrey). Serta pendidikan adalah tiket ke masa depan. Hari esok dimiliki oleh orang-orang yang mempersiapkan dirinya sejak hari ini (Malcolm X).
Pendidikan sangatlah paling penting karena yang saat ini kita melawan adalah orang-orang yang berpendidikan, kita melawan orang-orang yang terpelajar sistem negara, orang-orang yang berpendidikan politik, hukum, pertanian, perkebunan, pertanahan dan ilmu-ilmu lain maka kami sebagai bangsa tertindas, terjajah terhisap dan juga harus mempersiapkan diri amunisi, ilmu pengetahuan yang siap bertempur dengan bangsa perintah. Masa depan bangsa Papua di tangan kita sendiri kawan. Kebebasan bangsa Papua di tangan kita sendiri. Perubahan dan kemajuan revolusi di tangan kita sendiri sebagai orang-orang bangsa Papua. Masa depan adalah milik mereka yang menyiapkan hari ini anonim.
SIKAP YANG HARUS DIAMBIL OLEH MAHASISWA BANGSA WEST PAPUA
Dalam hal ini penulis menggarisbawahi bahwa kami dituntut harus menulis dan menulis kejahatan negara kolonialisme Indonesia, kejahatan rasisme dan diskriminasi penguasa kolonial Indonesia dan kekejaman militer resmi Indonesia terhadap rakyat dan bangsa wes Papua agar generasi muda bangsa Papua tahu bahwa bangsa kolonialisme Indonesia pernah menjajah Bangsa Papua dengan segala bentuk stigma stigma buruk dan kejahatan kemanusiaan lainnya. Apa yang kami tulis adalah apa yang kami alami apa yang kami rasakan, apa yang kami lihat dan mendengar serta kami menulis juga kejahatan birokrasi kampus di negara kolonial Indonesia. Apa gunanya anda menjadi mahasiswa kalau takut pada realitas sosial di mata kita? Apa gunanya anda belajar sejarah, ilmu sosial, ilmu hukum, ilmu pengetahuan, ilmu pertama, ilmu teknik mesin? dan ilmu-ilmu lain yang kontemporer.
Apa gunanya punya ilmu tinggi kalau tidak membela bangsa yang sedang dijajah, ditindas, didiskriminasi, dibantai dan dimusnahkan oleh bangsa asing Indonesia. Apa gunanya punya ilmu tinggi kalau hanya untuk mengibuli, apa gunanya banyak baca buku kalau mulut kau bungkam melulu. (Wiji thukul)
Kami bukan bangsa budak, yang harus dibodohi dan diperbudak oleh sistem negara yang menjajah kita tidak! Kita bukan bangsa penurut yang harus ikuti kemauan atau keinginan bangsa peninda tidak!. Melainkan kita adalah bangsa yang besar kita adalah pemilik kebenaran dan pemilik keadilan. Kita adalah punya dapur Indonesia dan dapur dunia yang harus dihargai dan dihormati oleh bangsa asing. Jiwa kita harus berani berjuang, jiwa kita harus berani dinamis dan jiwa kita harus berani berkorban atas nama kemanusiaan dan membela harkat dan martabat Kita sebagai manusia. Ingatlah perkataan Pak Haris Ashar bahwa ketika takut maka kita dibodoh-bodohi dan ketika kita bodoh maka diinjak-injak harkat dan martabat kita oleh negara penguasa.
Jadi ketakutan kami untuk mengatakan kebenaran lah yang menyebabkan selama bertahun-tahun kita memberikan kekuatan kesempatan dan ruang kepada parasit penindas untuk menindas kita, atas dasar ini kita harus lawan segala bentuk penindasan, kriminalisasi, rasisme, represif, teror dan intimidasi bahkan pembunuhan karakter yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Indonesia bersama TNI Polri yang berwatak kriminal dan premanisme.
Penulis: Yanto
Land Kolonial
Madan Juang 26 September 2023
No comments for "SERUAN SOLIDARITAS UNTUK PELAJAR DAN MAHASISWA ADEM/ADIK PRIBUMI WEST PAPUA"
Post a Comment
Yuuk silakan berkomentar Pandangan Saudara...